1. Sistem Kekerabatan suku jawa
Sistem kekrabatan orang Jawa berdasarkan prinsip keturunan bilateral (garis keturunan diperhitungkan dari dua belah pihak, ayah dan ibu). Dengan prinsip bilateral atau parental ini maka ego mengenal hubungannya dengan sanak saudara dari pihak ibu maupun dari pihak ayah, dari satu nenek moyang sampai generasi ketiga, yang disebut sanak saudulur (kindred). Khusus di daerah Yogyakarta bentuk kerabat disebut alur waris (sistem trah), yang terdiri dari enam sampai tujuh generasi.
Di Yogyakarta at. tata cara sopan santun pergaulan seperti diatas berlaku diantara kelompok kerabat (kinship behavior). Bagi orang muda adalah keharusan menyebut seseorang yang lebih tua darinya baik laki-laki maupun perempuan dengan istilah tersebut diatas, karena orang yang lebih tua dianggap merupakan pembimbing, pelindung, atau penasehat kaum muda. Melanggar semua perintah dan nasihat kaum tua dapat menimbulkan sengsara yang disebut dengan kuwal
Suku bangsa Jawa sebagian besar menggunakan bahasa Jawa dalam bertutur sehari-hari. Dalam sebuah survei yang diadakan majalah Tempo pada awal dasawarsa 1990-an, kurang lebih hanya 12% orang Jawa yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka sehari-hari, sekitar 18% menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia secara campur, dan selebihnya hanya menggunakan bahasa Jawa saja.
Bahasa Jawa memiliki aturan perbedaan kosa kata dan intonasi berdasarkan hubungan antara pembicara dan lawan bicara, yang dikenal dengan unggah-ungguh. Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan membuat orang Jawa biasanya sangat sadar akan status sosialnya di masyaraka
2. Keyakinan Suku Jawa
Orang Jawa sebagian besar secara nominal menganut agama Islam. Tetapi yang menganut agama Protestan dan Katolik juga banyak. Mereka juga terdapat di daerah pedesaan. Penganut agama Buddha dan Hindu juga ditemukan pula di antara masyarakat Jawa. Ada pula agama kepercayaan suku Jawa yang disebut sebagai agama Kejawen. Kepercayaan ini terutama berdasarkan kepercayaan animisme dengan pengaruh Hindu-Buddha yang kuat. Masyarakat Jawa terkenal akan sifat sinkretisme kepercayaannya. Semua budaya luar diserap dan ditafsirkan menurut nilai-nilai Jawa sehingga kepercayaan seseorang kadangkala menjadi kabur.
Di Indonesia, orang Jawa bisa ditemukan dalam segala bidang, terutama sebagai Pegawai Negeri Sipil dan Militer. Orang Jawa tidak menonjol dalam bidang Bisnis dan Industri. Orang Jawa juga banyak yang bekerja sebagai buruh kasar dan tenaga kerja Indonesia sebagai pembantu rumah tangga dan buruh di hutan-hutan di luar negeri yang mencapai hampir 6 juta orang.
Sumber : www.sosbud.kompasiana.com.suku-jawa
Rabu, 30 Maret 2011
Selasa, 01 Maret 2011
HUBUNGAN MATEMATIKA DENGAN PSIKOLOGI
HUBUNGAN MATEMATIKA DENGAN PSIKOLOGI
Ilmu-ilmu yang biasanya kita pelajari tanpa kita sadari ternyata saling berkaitan. Dari satu ilmu ke ilmu lainnya memiliki ikatan yang tak nampak namun nyata. Dan saling berhubungan pula dengan kehidupan kita sehari-hari.\
Saya mengambil contoh mengenai Himpunan dalam ilmu matematika. Himpunan adalah suatu kumpulan/koleksi dari obyek-obyek yang dianggap sebagai satu kesatuan. Cara pengumpulan obyek-obyek itu biasanya berdasarkan sifat atau keadaan yang sama, ataupun berdasarkan suatu aturan tertentu atau yang ditentukan. Seperti contoh di bawah ini :
A = {Jakarta, Medan, Surabaya}
B = {8, 9, 10, 11}
C = {sensorik-motor, pra-operasional, operasional konkrit, operasional formal}
• CONTOH SOAL :
Sebuah mobil diisi 15 liter bensin, dengan kecepatan rata-rata 75 km/jam dia bergerak dari kota A ke kota B selama 5 jam (dengan bensin yang tersisa sebanyak 0,5 liter).
Jika dengan kecepatan sama, namun diisi bensin sebanyak 37 liter, berapakah waktu yang diperlukan untuk bergerak dari kota A ke kota B ?.
Jawab: proses analisis
perjalanan memerlukan minimal bensin 14,5 liter (dari 15 liter – sisa bensin).
Yang mempengaruhi waktu adalah kecepatan mobil bergerak, bukan banyaknya bensin. Berapapun bensin yang ditambahkan, selama kecepatan tetap, maka tidak akan berpengaruh pada waktu tempuh, sehingga jawabannya tetap 5 jam.
Karena tidak ada hubungan/pengaruh antara waktu dan banyak bensin (yang ditanyakan), maka soal ini bukan perbandingan senilai ataupun berbalik nilai.
Ilmu-ilmu yang biasanya kita pelajari tanpa kita sadari ternyata saling berkaitan. Dari satu ilmu ke ilmu lainnya memiliki ikatan yang tak nampak namun nyata. Dan saling berhubungan pula dengan kehidupan kita sehari-hari.\
Saya mengambil contoh mengenai Himpunan dalam ilmu matematika. Himpunan adalah suatu kumpulan/koleksi dari obyek-obyek yang dianggap sebagai satu kesatuan. Cara pengumpulan obyek-obyek itu biasanya berdasarkan sifat atau keadaan yang sama, ataupun berdasarkan suatu aturan tertentu atau yang ditentukan. Seperti contoh di bawah ini :
A = {Jakarta, Medan, Surabaya}
B = {8, 9, 10, 11}
C = {sensorik-motor, pra-operasional, operasional konkrit, operasional formal}
• CONTOH SOAL :
Sebuah mobil diisi 15 liter bensin, dengan kecepatan rata-rata 75 km/jam dia bergerak dari kota A ke kota B selama 5 jam (dengan bensin yang tersisa sebanyak 0,5 liter).
Jika dengan kecepatan sama, namun diisi bensin sebanyak 37 liter, berapakah waktu yang diperlukan untuk bergerak dari kota A ke kota B ?.
Jawab: proses analisis
perjalanan memerlukan minimal bensin 14,5 liter (dari 15 liter – sisa bensin).
Yang mempengaruhi waktu adalah kecepatan mobil bergerak, bukan banyaknya bensin. Berapapun bensin yang ditambahkan, selama kecepatan tetap, maka tidak akan berpengaruh pada waktu tempuh, sehingga jawabannya tetap 5 jam.
Karena tidak ada hubungan/pengaruh antara waktu dan banyak bensin (yang ditanyakan), maka soal ini bukan perbandingan senilai ataupun berbalik nilai.
Langganan:
Postingan (Atom)