1
Pengertian dari Psikologi lintas budaya adalah
Kajian mengenai
persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai
budaya dan kelompok etnik; mengenai hubungan-hubungan di antara ubaha psikologis
dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis; serta mengenai
perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut.
2. Tujuan mempelajari psikologi lintas
budaya menurut saya adalah sebagai awal pendukung untuk lebih
mengenal budaya termasuk budayanya sendiri.
3. Hubungan psikologi lintas budaya
dengan ilmu lain adalah Bahwa
psikologi lintas budaya sama sama mempelajari dan menganut budaya nya, termasuk
budayanya sendiri, memperdalam ilmu budaya dan memahami serta membudayakan
budayanya tersebut.
4. Etnosentrisme dalam psikologi lintas
budaya adalah Menurut
Matsumoto (1996) etnosentrisme adalah kecenderungan untuk melihat dunia hanya
melalui sudut pandang budaya sendiri. Dengan adanya etnosentrisme, kelompok
yang terlibat konflik dengan kelompok lain akan saling dukung satu sama lain.
5. Persamaan dan perbedaan antar budaya
melalui elkulturasi dan sosiologi
Adalah dimana
enkulturasi dan sosialisasi sama-sama memperkenalkan budaya baru pada masyarakat.
Perbedaanya yaitu bila
enkulturasi adalah proses pengenalan norma yang berlaku dalam masyarakat tanpa
mencampuradukannya dalam budaya asing. Sedangkan sosialisasi adalah proses
bagaimana seorang individu memperkenalkan norma – norma yang ada di masyarakat
agar bisa di terima oleh masyarakat.
6. Persamaan dan perbedaan antar budaya
melalui perkembangan moral
Adalah Cara-cara
anak memahami dunia mereka semakin lama menjadi semakin kompleks. Perubahan
kognitif ini juga berdampak pada berubahnya pemahaman mereka dalam penilaian
moral, penafsiran anak kecil tentang hadiah dan hukuman menuju prinsip-prinsip
kebenaran dan kesalahan.
7. Persamaan dan perbedaan antar budaya
melalui perkembangan remaja
Pada dasarnya
remaja memiliki semangat yang tinggi dalam aktivitas yang digemari. Mereka
memiliki energi yang besar, yang dicurahkannya pada bidang tertentu, ide-ide
kreatif terus bermunculan dari pikiran mereka. Selain itu, remaja juga memiliki
rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Untuk menuntaskan
rasa ingin tahunya, mereka cenderung menggunakan metode coba-coba. Sebagai
contoh, ketika berkembang sistem belajar yang menyenangkan atau disebut Quantum
Learning, remaja cenderung mencoba hal tersebut. Namun hal ini tidak terbatas
hanya pada budaya yang bersifat positif, tapi juga pada budaya
negatif. Misalnya, ketika berkembang budaya “clubbing” di kota-kota besar,
sebagian besar remaja marasa tertarik untuk mencoba, sehingga ketika sudah
merasakan kelebihannya, perbuatan itu terus dilakukan.
8. persamaan dan perbedaan antar budaya
dalam hal konformitas compliance
obliance
Konformitas adalah
proses dimana seseorang mengubah perilakunya untuk menyesuaikan dengan aturan
kelompok. kompliance adalah konformitas yang dilakukan secara terbuka
sehingga terlihat oleh umum, walaupun hatinya tidak setuju. Kepatuhan
atau obedience merupakan salah satu bentuk ketundukan yang muncul
ketika orang mengikuti suatu perintah langsung, biasanya dari seseorang dengan
suatu posisi otoritas. Pengaruh social (social influence) juga dapat
diartikan sebagai usaha yang dilakukan seseorang atau lebih untuk mengubah
sikap, belief, persepsi atau tingkah laku orang lain. Ada 3 aspek penting dalam pengaruh social,
yaitu: konformitas (conformity), kesepakatan (compliance), kepatuhan
(obedience), dan indoktrinasi insentif (intense indoctrination).
9. persamaan dan perbedaan budaya dalam
hal nilai-nilai
Lintas budaya
mengenai nilai-nilai baik kemasyarakatan maupun perseorangan tergolong baru
nilai merupakan gambaran yang dipegang oleh perseorangan atau secara kolektif
oleh anggota kelompok, yang mana dapat diinginkan dan mempengaruhi baik
pemaknaan dan tujuan tindakan diantara pilihan-pilihan yang ada. Nilai-nilai
budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu
masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu
kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu
yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas
apa yang akan terjadi atau sedang terjadi. Nilai-nilai budaya akan tampak pada
simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang nampak sebagai acuan
pokok moto suatu lingkungan atau organisasi.
10. Persamaan
dan perbedaan budaya dalam hal perilaku gender
Gender merupakan
kajian tentang tingkah laku dan hubungan sosial antara laki-laki dan
perempuan. Gender berbeda dari seks atau jenis
kelamin laki-laki dan perempuan yang bersifat biologis.
Perbedaan pola sosialisasi ini juga berkaitan dengan beberapa faktor budaya dan
faktor ekologi.
Tuntutan masyarakat terhadap
penyerasian nilai-nilai dan norma serta perilaku anak di sekolah merupakan
tugas yang berat bagi para guru di sekolah. Perbedaan jenis kelamin antara anak
laki-laki dan perempuan agar mereka semua mendapatkan hak yang sama dapat
berkomunikasi dengan baik dan dapat saling menukar kebiasaan diantara mereka
tetapi tidak dari norma serta tata tertib sekolah. Secara psikologis anak
prempuan lebih cenderung menekankan pada perasaan dan lebih menyenangi mainan
bonek, sedangkan anak laki-laki lebih cenderung menonjolkan kekuatan pisik dan
logika menurut Robert Havighurst "bahwa ada tiga perbedaan antara perilaku
anak laki-laki dan perempuan. Anaka laki-laki cenderung menunjukkan kekuatan
pisik dan lebih aktif, sedangkan anak perempuan bersikap menahan diri dan lebih
disiplin serta bersikap lebih dewasa dari pada laki-laki".
11 Persamaan dan perbedaan budaya dalam
hal social bermasyarakat
Perubahan sosial
budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam
suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi
sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan
hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari
perubahan. Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya
komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti
perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan
faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan
pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
12. Persamaan dan perbedaan antar budaya
dalam hal social kognitif
Dalam
(Kebudayaan Indis.2011. Soekiman, Djoko) menyebutkan aspek kognitif berhubungan
dengan tingkat perasaan, yang sangat sulit untuk dilukiskan dan diamati. Hal
ini berkaitan dengan berbagai aktivitasdan meliputi berbagai objek karena
peneliti mendapatkan struktur-struktur dasar yang komplek sehingga peneliti
perlu membatasi diri dan mempersempit garis besar permasalahan. Hal ini lebih
sulit diartikan karena justru gaya
Indis berpangkal pada dua akar kebudayaan, yaitu Belanda dan Jawa yang sangat
jauh berbeda. Untuk memahaminya perlu diketahui adanya suatu pengertian situasi
atau fenomena kekuasaan kolonial dalam segala aspek dan proporsinya. Sebagai
contoh, misalnya dalam hal membnagun rumah tempat tinggal dengan susunan tata
ruangnya. Arti simbolik suatu bagian ruang rumah tinggal berhubu ngan dengan
perilaku penghuninya. Pada suku Jawa, misalnya, tidaak dikenal ruang khusus
bagi keluarga dengan pembedaan umur, jenis kelamin, generasi, famili, bahkan
diantara anggota dan bukan anggota penghuni rumah. Maka fungsi ruang tidak
dipisahkan atau dibedakan dengan jelas.
13. Persamaan dan perbedaan antar budaya
dalam hal individual dan kolektifitas
Diri individual
adalah diri yang fokus pada atribut internal yang sifatnya personal; kemampuan
individual, inteligensi, sifat kepribadian dan pilihan-pilihan individual. Diri
adalah terpisah dari orang lain dan lingkungan. Budaya dengan diri individual
mendesain dan mengadakan seleksi sepanjang sejarahnya untuk mendorong
kemandirian sertiap anggotanya. Mereka didorong untuk membangun konsep akan
diri yang terpisah dari orang lain, termasuk dalam kerangka tujuan keberhasilan
yang cenderung lebih mengarah pada tujuan diri individu. Dalam kerangka budaya
ini, nilai akan kesuksesan dan perasaan akan harga diri megambil bentuk khas
individualisme. Keberhasilan individu adalah berkat kerja keras dari individu
tersebut.
Budaya yang menekankan nilai diri
kolektif sagat khas dengan cirri perasaan akan keterkaitan antar manusia satu
sama lain, bahkan antar dirinya sebagai mikro kosmos dengan lingkungan di luar
dirinya sebagai makro kosmos. Tugas utama normative pada budaya ini adalah
bagaimana individu memenuhi dan memelihara keterikatannya dengan individu lain
B.Kolektif
Dalam konstruk diri kolektif ini,
nilai keberhasilan dan harga diri adalah apabila individu tersebut mampu
memenuhi kebutuhan komunitas dan menjadi bagian penting dalam hubungan dengan
komunitas. Individu focus pada status keterikatan mereka (interdependent), dan
penghargaan serta tanggung jawab sosialnya. Aspek terpenting dalam pengalaman
kesadaran adalah saling terhubung antar personal. Dalam budaya diri kolektif
ini, informasi mengenai diri yang terpenring adalah aspek-aspek diri dalam
hubungan.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_lintas_budaya
http://psikologi-online.com/etnosentrisme
http://id.wikipedia.org
http://psikologi-online.com/etnosentrisme
http://id.wikipedia.org